Penulis-penulis itu memang parah, ya. Seenaknya aja bilang, "MENULIS ITU GAMPANG!"
Beuh, iya, kalo nulisnya cuma nulis biasa yang tanpa arti. Nah, giliran menulis yang bermakna, sampai jadi satu cerita yang bagus, itu kan butuh KERJA KERAS. Gak semudah itu, Ferguso!
Beuh, iya, kalo nulisnya cuma nulis biasa yang tanpa arti. Nah, giliran menulis yang bermakna, sampai jadi satu cerita yang bagus, itu kan butuh KERJA KERAS. Gak semudah itu, Ferguso!
Lagi-lagi saya coba menulis ingin selancar mereka---para penulis hebat (hiks, sedih). Lagi-lagi BUNTU. Kayak masuk gang kecil, panjang, jauh, eeeehhh, enggak nemu ujung jalan. Malah tembok rumah melulu. Hadeuh.
Aturan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di sebagian besar wilayah Indonesia sekarang ini membuat kita semua harus putar otak lebih rajin. Untuk isi perut, untuk isi otak, untuk isi dompet, untuk isi waktu...
Well, saya enggak mau cuma jadi WPC saja, Sis! WPC--- Warga Pecinta Rebahan. Tambah endut lah, haha! Udah mah endut, rebahan terus, kapang langsyingnya, Cintaaahh!
Well, saya enggak mau cuma jadi WPC saja, Sis! WPC--- Warga Pecinta Rebahan. Tambah endut lah, haha! Udah mah endut, rebahan terus, kapang langsyingnya, Cintaaahh!
Hingga kebosanan ini bertemu dengan promo di Fesbuk :
PUCUK DICINTA ULAM PUN TIBA!
I Love You, Mbak Piet Genta!!
Senang sekali ketika kemudian saya bisa berkomunikasi langsung dengan beliau, penulis hebat yang baik hati ini. Dari kotak pesan di Fesbuk, lanjut ke Whatsapp, lalu ke Whatsapp Group, saya bertemu dengan banyak teman.
Menambah teman, menambah silaturahim. Alhamdulillaah. Lalu segala sesuatunya mengalir begitu saja.
SAYA MENULIS CERITA ANAK! HAHA!
I Love You, Mbak Piet Genta!!
Senang sekali ketika kemudian saya bisa berkomunikasi langsung dengan beliau, penulis hebat yang baik hati ini. Dari kotak pesan di Fesbuk, lanjut ke Whatsapp, lalu ke Whatsapp Group, saya bertemu dengan banyak teman.
Menambah teman, menambah silaturahim. Alhamdulillaah. Lalu segala sesuatunya mengalir begitu saja.
SAYA MENULIS CERITA ANAK! HAHA!
Senang? Iya lah! Menulis cerita anak itu BEDA dengan kita menulis untuk dewasa. Tantangannya berat. Menurut saya, lho, ya.
Lalu, dimulailah proses menulis itu. Dan...Aha! Alhamdulillaah! Akhirnya bisa juga menulis cerita anak!
Dengan bantuan panduan PJ Mbak AriWidi dan tentu saja arahan dari Mbak Piet Genta, kemudian menulislah saya...
Dengan bantuan panduan PJ Mbak AriWidi dan tentu saja arahan dari Mbak Piet Genta, kemudian menulislah saya...
BACA YUK, DISINI : Mimi Belanja Ke Warung
Teman-teman yang lainnya juga sama-sama berproses. Ada yang memang sudah punya jari lincah, baru juga berapa menit peluit tugas ditiup oleh Mbak PJ, langsung posting di grup. Bikin saya jadi keder, hehe...Keder karena belum bikin tugas! Wadaw!
Mungkin memang saya orangnya harus dipanasin dulu supaya bisa maju. Lihat yang lain cepat posting tugas, yaaa, kemudian saya pun berusaha untuk tidak kalah dengan yang lain. Hasilnya? Bisa! Yeeeyyy!!!
Jatuh bangun dulu, sih, teteeep. Setor naskah mepet deadline, lalu dikoreksi. Hmm. Besoknya begitu lagi, hehe. Selalu ada perbaikan. Ya, enggak apa-apa juga. Koreksi untuk membangun, toohh. Lagipula, Mbak Piet ini telaten, lho! Bibi Titi Teliti!
Alhamdulillaah, kalo beliau enggak teliti, siapa yang mau koreksi coba??
Mungkin memang saya orangnya harus dipanasin dulu supaya bisa maju. Lihat yang lain cepat posting tugas, yaaa, kemudian saya pun berusaha untuk tidak kalah dengan yang lain. Hasilnya? Bisa! Yeeeyyy!!!
Jatuh bangun dulu, sih, teteeep. Setor naskah mepet deadline, lalu dikoreksi. Hmm. Besoknya begitu lagi, hehe. Selalu ada perbaikan. Ya, enggak apa-apa juga. Koreksi untuk membangun, toohh. Lagipula, Mbak Piet ini telaten, lho! Bibi Titi Teliti!
Alhamdulillaah, kalo beliau enggak teliti, siapa yang mau koreksi coba??
Hasilnya kan kelihatan, MEMUASKAN (at least buat diri sendiri aja dulu, xixi)!
bolak-balik koreksi, baru deh, lulus posting dan bisa publish untuk umum. Yeeeaayyy!
Mudah-mudahan bisa konsisten. Itu aja dulu, ya. Soalnyaaaaa...hmmmm...saya agak angin-anginan juga, hihihi. Menulis itu tetap perlu ide, inspirasi, konsep dan lain-lain hingga kemudian menjadi satu cerita yang utuh dan diapresiasi. Syukur-syukur jika kemudian bisa mendatangkan rejeki :) Aamiin.
bolak-balik koreksi, baru deh, lulus posting dan bisa publish untuk umum. Yeeeaayyy!
Mudah-mudahan bisa konsisten. Itu aja dulu, ya. Soalnyaaaaa...hmmmm...saya agak angin-anginan juga, hihihi. Menulis itu tetap perlu ide, inspirasi, konsep dan lain-lain hingga kemudian menjadi satu cerita yang utuh dan diapresiasi. Syukur-syukur jika kemudian bisa mendatangkan rejeki :) Aamiin.
Yah, itu dia, Kawans, yang ingin saya bagi kali ini. Intinya, mengisi waktu luang bisa dengan berbagai cara. Termasuk dengan meng-update kemampuan supaya selama #lockdown #dirumahaja ini kita tidak stuck, enggak begitu-begitu aja. Sudah seharusnya kita menambah kemampuan diri.
Dari yang enggak bisa masak Capcay, jadi bisaaaa (itu saya, hehe. Prestasi banget, ya, bisa masak Capcay)
Dari yang enggak bisa menulis cerita anak, jadi bisaaa, horee!!!
Semangat itu, perlu, Kawans. Jadi, yuk, kembangkan dirimu!
Kelamaan rebahan malah nambah malas, lho (Itu sayaaa....Kalian enggak, kan???)
Yuk, Yak, Yukkk!!
Dari yang enggak bisa masak Capcay, jadi bisaaaa (itu saya, hehe. Prestasi banget, ya, bisa masak Capcay)
Dari yang enggak bisa menulis cerita anak, jadi bisaaa, horee!!!
Semangat itu, perlu, Kawans. Jadi, yuk, kembangkan dirimu!
Kelamaan rebahan malah nambah malas, lho (Itu sayaaa....Kalian enggak, kan???)
Yuk, Yak, Yukkk!!
Kenalan, yuk, kenalan. Ikut kelas cernak Rumpun Aksara, hebohnya nggak ketulungan
BalasHapusYuk, bangetttt^^ Trims sudah berkenan mampir, Mbak Noer^^
Hapus