![]() |
“Mimiiiiii...main, yuk!” Panggil Lani semangat. Mimi yang
masih mengantuk, membuka matanya malas.
“Mimiiiiiii!” Panggil Lani lagi. Mimi belum menyahut.
“Mimi masih tidur, Lani. Nanti saja kesini lagi, ya.” Mama yang menjawab. Mimi
dengar, sih, tapi Mimi masih mengantuk. Matanya masih terpejam.
“Mimi mau bangun jam berapa? Ini sudah siang, lho.” Suara
Mama lembut di telinga Mimi.
Sehabis sahur dan salat subuh, Mimi tidur lagi. Ia tertidur
saat Mama mengaji usai salat subuh tadi.
“Mimii....”Mama masih mencoba membangunkan Mimi. Hampir jam
sepuluh pagi, Mimi masih bermalas-malasan di tempat tidur.
“Iya, Ma...sebentar lagi,ya...”gumam Mimi dengan mata masih
terpejam. Mama tersenyum. Perubahan pola tidur selama bulan Ramadan ini memang
membuat Mimi lebih banyak tidur seperti pagi ini. Pola makan, pola tidur,
bahkan pola bermainnya berubah.
“Miii...lihat, nih,
Ibu Guru Mimi kirim pesan di grup WA,”pancing Mama. Kali ini terlihat Mimi
bergerak. Berusaha membuka mata.
“Yyyaaa,”sahutnya lirih. “Apa, Mama...” Mimi menggeliat.
Mama memperlihatkan layar ponsel.
“Tuuh...ada tugas mewarnai dari Ibu Guru. Yuk, bangun, kerjakan tugas! Mimi
bobo terus, nih, ah,”Mama melipat selimut Mimi. Masih dengan malas, Mimi
bangun.
“Hayo, mandi dulu, ya, nanti kerjakan tugas, yaaa.” Mimi
mengangguk sambil masih mengantuk.
Usai mandi, Mimi bersiap di meja lipat kecilnya untuk
mewarnai. Ibu Guru di PAUD tempat Mimi belajar, rajin memberi tugas harian
secara daring melalui ponsel Mama. Selama wabah virus korona, Mimi dan
teman-teman di PAUD Melati harus belajar di rumah saja.
“Mimiiiii....ayo maiiiinnnnn!”Terdengar suara Lani
memanggil. Nada panggilan yang mengalun khas itu membuat Mimi spontan menengok
ke arah jendela.
“Mimi, mainnya nanti, ya.” Cegah Mama tegas. Mimi
mengangguk. Lalu duduk lagi di atas karpet dengan meja lipatnya.
“Mimiiiiiii!”Lani masih berusaha rupanya.
Mama geleng kepala.
“Sudah, tunggu saja Mimi disitu, ya. “ Mama bergegas ke luar rumah.
Dihampirinya Lani yang tengah berdiri di luar pagar.
Mimi memperhatikan dari balik jendela. Dilihatnya Mama
berbicara dengan Lani. Selama wabah korona, Mimi jarang main keluar rumah. Mama
melarangnya bermain di luar. Lani juga sekali-sekali main. Soalnya bosan juga
belajar terus di rumah. Tak sabar rasanya ingin kembali ke sekolah. Bertemu Ibu
Guru dan teman-teman.
Tak lama kemudian Mama masuk bersama Lani.
BACA JUGA YANG INI, YUK: "Mimi dan Bunga Begonia"
“Mimi, hari ini belajar bersama Lani saja, ya?” Lani
tersenyum lebar memamerkan giginya yang rapi. Badannya masih harum, baru mandi.
Sama dengan Mimi.
“Belajar bersama, ya, Tante,”sahut Lani. Mama mengiyakan.
“Nah, sini Lani, pakai meja lipat yang ini, ya,” Mama
mengambil meja lipat lain bersama kertas bergambar untuk diwarnai Mimi dan Lani.
“Pakai krayon Mimi saja, ya, Ma!” seru Mimi senang. Ia
tertawa-tawa kecil.
“Asyiiiiik, main sama Lani,”kata Mimi riang.
Lani duduk di karpet dengan meja lipat saling berhadapan dengan Mimi. Keduanya
tampak senang dengan lembar mewarnai yang diberikan Mama. Meskipun Lani lebih
tua setahun dari Mimi dan sudah duduk di kelas satu, tapi mereka sering bermain
bersama.
Kebetulan ada Lani. Biar saja mereka bermain sambil
mengerjakan tugas, pikir Mama.
“Mimi, Lani, warnai gambarnya, ya!”
Mimi dan Lani mengangguk dengan semangat.
“Terima kasih, Mama,”seru Mimi senang.
“Iyaa, tapi mulai besok, Mimi jangan bangun terlalu siang,
ya! Sehabis sahur, Mimi boleh tidur sebentar. Bangun jam 7 pagi, mandi, terus
belajar. Boleh bersama Lani atau teman yang lain. Supaya Mimi tidak bosan. Oke,
Mi?”
Mimi tertegun sebentar, mencerna kalimat Mama barusan.
“Puasa jangan bikin Mimi malas, yaa. Ingat, Mimi juga punya tugas dari
sekolah.”
Sejenak kemudian, Mimi kembali riang.
“Siap, Mama! Mimi enggak akan malas-malasan lagi, deh!”
janji Mimi.
Mama mengacungkan jempol dengan bangga.
“Janji, yaa!”
Mimi mengangguk yakin.
***
#Day4
#Belajardarirumah
Tulisan ini merupakan bagian dari project Kelas #produktifmenulisceritaanak bersama Piet Genta #rumpunaksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar